OSIFIKASI PADA TULANG
Proses
Perkembangan Tulang (osifikasi)-
Coba perhatikan tulang kepala bayi yang baru lahir! Bandingkan dengan tulang
kepala Anda! Keadaan tulang pada bayi ini akan sangat menguntungkan karena
memudahkan proses melahirkannya. Bayangkan, jika bayi memiliki tulang yang
keras, pasti akan sangat menyulitkan dan menyakitkan dalam proses
melahirkannya. Setelah lahir, tulang bayi akan mengalami proses osifikasi,
yaitu proses pengerasan tulang, seperti terlihat pada Gambar
Osifikasi
Proses
osifikasi terjadi dalam beberapa tahap: (a) kartilago, (b) ban periosteum
terbentuk, (c) perkembangan pusat osifikasi primer, (d) masuknya pembuluh
darah, (e) rongga sumsum tulang terbentuk, (f) penipisan dan pemanjangan ban,
(g) pembentukan pusat osifikasi sekunder, (h) sisa kartilago sebagai lempeng
epifisis, (i) pembentukan batas epifisis.
Berdasarkan
kenyataan itu, dapat diketahui bahwa ternyata kita dilahirkan sudah dalam
keadaan bertulang lengkap. Pernahkah Anda membayangkan bagaimana tulang kita
dapat terbentuk? Sejak kapan pembentukan tulang terjadi pada tubuh kita?
Pada
rangka manusia, rangka yang pertama kali terbentuk adalah tulang rawan (kartilago)
yang berasal dari jaringan mesenkim. Tulang rawan ini sebenarnya terbentuk
sejak masih dalam bentuk janin di dalam rahim seorang ibu, kurang lebih bulan
ketiga dari proses kehamilan. Kemudian akan terbentuk osteoblas atau
sel-sel pembentuk tulang. Osteoblas ini akan mengisi rongga-rongga tulang
rawan. Sel-sel tulang dibentuk terutama dari arah dalam ke luar (pembentukan
secara konsentris). Setiap satuan-satuan sel-sel tulang ini melingkari suatu
pembuluh darah dan saraf membentuk suatu saluran yang disebut saluran Havers.
Pada
setiap kelompok lapisan terdapat sel tulang yang berada pada tempat yang
disebut lakuna. Pada saluran Harvers terdapat pembuluh darah yang
berhubungan dengan pembuluh darah pada periosteum (selaput yang menyelimuti
bagian luar tulang), yang bertugas memberikan zat makanan ke bagian-bagian
tulang. Sekeliling sel-sel tulang ini terbentuk senyawa protein yang akan
menjadi matriks tulang. Kelak ke dalam senyawa protein ini terdapat pula zat
kapur dan fosfor, sehingga matriks tulang akan mengeras. Makin keras suatu
tulang, makin berkurang pula zat perekatnya.
Bahkan,
pada tulang pipa yang keras sel-sel tulangnya telah mati sehingga hanya tampak
lakuna saja. Tulang yang menyusun rangka manusia berjumlah kurang lebih 206
buah. Di sisi lain terdapat sel osteoklas yang berfungsi mengukir tulang
dan mengubah bentuk sesuai dengan tingkat pertumbuhannya. Dapat diibaratkan
bahwa sel osteoblas dan osteoklas bertugas untuk membongkar pasang tulang
karena setiap saat sel-sel tulang ada yang mengalami kerusakan.
Pada
kasus patah tulang, bagian tersebut harus secepatnya dikembalikan pada susunan
semula. Apabila kasusnya parah, kadang-kadang ditambahkan pen untuk
menyam-bung. Sel-sel tulang yang rusak akan dimakan oleh osteoklas dan
terjadilah proses perbaikan tulang. Lama waktu pemulihan tulang tergantung pada
umur seseorang. Proses pemulihan tulang pada anak-anak berlangsung lebih cepat
dibandingkan orang tua.
Comments
Post a Comment